Monday, October 29, 2012

Game Frame rate Second With Geforce 210 Part 1


default Graphics image

Test Computer:

Intel Pentium Dual core e2210 2.20 ghz
Geforce 210 1 GB DDR3
Ram 2GB
Hard disk space 70 GB


Screenshot from Game booster 3.5 Beta

Brother in arms Hell Highway
















Settings:Low to Medium
Fps=13-25
Result=Playable,but the problems when explosive(grenade,or bazooka) it drops to 7-9 fps

Medal of Honor Pacific Assault
















Settings:Medium
Fps=45-65
Results=Playable,also can run in high settings but will a little lag

Call of duty 1















Settings:High
Fps=35-80
Results=Playable,but the problems sometimes lag in my computer

Part 2 Coming Soon

Wednesday, October 24, 2012

Agresi Militer Belanda 1

 

21 juli-5 agustus 1947
Operasi Produk

Selepas perjanjian Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, terjadi perbedaan yang mendasar antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda terutama menyangkut permasalahan politik luar negeri dan aset-aset perekonomian Belanda.
Perdana Menteri Sjahrir mengintepretasikan bahwa Indonesia berhak menjalankan politik luar negerinya secara mandiri sedangkan pihak Belanda tidak membenarkannya. Dan masalah pengambil-alihan perkebunan-perkebunan Belanda di Jawa dan Sumatera yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak Indonesia untuk kegiatan perekonomian, terutama pada kegiatan ekspor dan impor, merupakan suatu hal yang wajar karena di tanah Indonesia merdekalah perkebunan-perkebunan tersebut tumbuh.

Namun secara umum Sjahrir menerima isi dari perjanjian Linggarjati tersebut yang menyebabkan di kemudian hari Partai Sosialis menarik dukungannya kepada Sjahrir. Tanpa dukungan Partai Sosialis, ia kemudian mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
Karena tidak mencapai titik temu, pada tanggal 27 Mei 1947 Belanda mengajukan nota yang bersifat ultimatif (nota ini sengaja dibuat agar pihak Indonesia tidak dapat menerima usulan Belanda). Pada intinya untuk membentuk pemerintahan dan pasukan bersama atau “gendarmarie”. Baik Sjahrir maupun penggantinya yaitu Amir Sjarifudin menolak rencana Belanda tersebut.

Tanggal 15 Juli 1947, Belanda kembali mengirimkan nota serupa dan pihak Indonesia harus menjawabnya dalam waktu 32 jam. Dua hari kemudian pada tanggal 17 Juli 1947, Perdana Menteri Amir Sjarifudin menjawab nota Belanda melalui Radio Republik Indonesia (RRI). Tetapi van Mook menyatakan bahwa jawaban Pemerintah Republik Indonesia tidak memuaskan. Maka pada tanggal 20 Juli 1947, Pemerintah Belanda memberi kuasa kepada van Mook untuk mengambil tindakan “seperlunya” terhadap Republik Indonesia.
Dengan kekuatan sekitar 125.000 orang, Belanda menyerbu ke wilayah Indonesia. Pasukan mereka terdiri dari 110.000 KL (Koninklijke Leger), 12.000 KM (Koninklijke Marinier) dan sisanya adalah anggota KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indische Leger). Mereka terdiri dari 3 kelompok pasukan (19 batalyon) :
(a) OVW (Oorlogsvrij Willigers), dibagi menjadi dua divisi yaitu divisi A dan B
(b) EM (Expeditionnaire Macht), dibagi menjadi tiga divisi yaitu : C, D dan E.
(c) ZIB (Zelfstandige Infantarie Brigades), yang dipecah menjadi tiga brigade : F, G dan H

Komando tertinggi Belanda pada agresi ini adalah Letnan Jenderal Simon H. Spoor. Pihak Belanda tidak menganggap serangannya ke wilayah republik khususnya Jawa dan Sumatera adalah agresi militer tetapi sebatas aksi polisionil pada sasaran-sasaran yang sifatnya ekonomis, sehingga mereka menamakan operasinya sebagai Operasi “Produk”.
Berikut beberapa nama pimpinan Divisi dan Brigade dari pihak Belanda :
(a) Penguasaan DKI Jakarta, oleh Divisi E di bawah pimpinan Mayor Jenderal M. Durst Britt.
(b) Bandung dikuasai oleh Divisi B di bawah pimpinan Mayor Jenderal “Siem” de Waal. Divisi ini dipecah menjadi dua brigade yaitu brigade V pimpinan Kolonel Jan Meijer dan Brigade W pimpinan Letnan Kolonel van Gulik. Brigade V dan W kemudian meneruskan operasinya menuju Jawa Tengah melalui jalan yang berbeda (Brigade V melewati Sumedang dan Brigade W melewati Subang) dan mereka bertemu di Cirebon.
(c) Semarang sendiri dibawah pengawasan Brigade T (Tijger = Harimau) pimpinan Kolonel J. van Langen.
(d) Divisi A di bawah pimpinan Mayor Jenderal M.R. De Bruyne dari marinir bertugas merebut Jawa Timur. Unsur angkatan darat dari divisi ini diisi oleh Brigade X pimpinan Letnan Kolonel van der Meulen.
(e) Di Sumatera mereka dipecah menjadi tiga brigade. Brigade Z dibawah pimpinan Kolonel Piet Scholten di Medan, brigade U dibawah pimpinan Letnan Kolonel J.W. Sluyter di Padang dan brigade Y dibawah pimpinan Letnan Kolonel Mollinger bertugas di Palembang.
Pihak Republik Indonesia pun tidak tinggal diam menghadapi pasukan Belanda ini. Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Kepala Staf Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai pimpinan Tentara Nasional Indonesia (istilah TNI resmi semenjak 5 Mei 1947) mempersiapkan dan mempertahankan kubu-kubu di sekitar kantong-kantong yang diduduki Belanda secara bergerilya.
Berikut beberapa nama pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas mempertahankan wilayahnya masing :
(a) Jawa Barat dipercayakan kepada Divisi I Siliwangi pimpinan Mayor Jenderal A.H. Nasution
(b) Jawa Tengah sebagai jantung Pulau Jawa dipertahankan oleh tiga Divisi yaitu : Divisi II Gunung Djati pimpinan Mayor Jenderal Gatot Subroto yang meliputi daerah Cirebon, Tegal dan Banyumas, Divisi III Diponegoro dibawah pimpinan Mayor Jenderal R. Susalit yang meliputi daerah Pekalongan, Kedu, Yogyakarta, Pemalang dan Kendal serta Divisi IV Panembahan Senopati yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Sutarto yang bertugas mengawal daerah Semarang, Solo dan Pacitan.
(c) Dan di Jawa Timur dikawal oleh 3 divisi pula. Divisi V Ronggolawe dibawah Mayor Jenderal Djatikusumo yang bertugas di Pati, Bojonegoro dan Madiun, Divisi VI Narotama di bawah pimpinan Mayor Jenderal Sungkono yang bertugas mengawal daerah Kediri dan sekitarnya serta Divisi VII Suropati yang bertugas menjaga daerah Malang dan sekitarnya.
(d) Di Pulau Sumatera terdapat Divisi VIII Garuda yang mengawal daerah Palembang yang dipimpin oleh Kolonel Mauludin Simbolon, Divisi IX Banteng mempertahankan daerah Sumatera Tengah yang dipimpin oleh Kolonel Ismail Lengah dan Divisi X Gajah yang menjaga daerah Sumatera Utara dipimpin oleh Kolonel Hopman Sitompul.

Pasukan Belanda yang paling jauh menempuh daerah operasi dan paling cepat pergerakannya adalah dari Brigade V pimpinan Kolonel Jan Meier. Bermula dari Bandung (21 Juli) kemudian menuju Cicalangka, Sumedang, Tomo, Cirebon (25 Juli), Tegal, Slawi, Bumiayu kemudian berputar arah menuju Tuwel, Gunung Slamet, Bobotsari, Purbalingga (31 Juli), Sukaraja, lalu Brigade V dibagi 2, sebagian menuju kota pelabuhan Cilacap dan sebagian lagi menuju Yogyakarta sebagai target utama. Pergerakan Brigade V terhenti di Gombong pada tanggal 4 Agustus 1947, dan masih 130 km lagi dari kota Jogjakarta. Atas aksinya itu Kolonel Jan Meier mendapatkan penghargaan tertinggi militer Belanda.
Meski kalah dalam persenjataan, semangat juang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan laskar-laskar rakyat tidaklah padam, walau dengan menggunakan taktik gerilya dan perang semesta semangat “merdeka atau mati” tertanam erat seluruh lapisan tentara maupun masyarakat. Nasution sendiri memerintahkan untuk menghindari bentrokan besar-besaran dengan tentara Belanda yang dari segi teknis lebih unggul. Dia memerintahkan kesatuan untuk mundur ke “daerah-daerah kantong”, sehingga mereka dapat menerapkan perang gerilya. Dan di aksi militer Belanda inilah persahabatan antara tentara dan masyarakat terjalin sangat erat dan dekat.

Seiringan dengan agresi Belanda itu, pemerintah Indonesia pun berjuang melalui jalur diplomatik. Mantan Perdana Menteri Bung Sjahrir berhasil lolos dari sergapan Belanda menuju Singapura pada tanggal 22 Juli 1947 dengan menggunakan pesawat “Biju Patnaik”, milik seorang temannya yang berasal dari Bengali. Keesokan harinya ia menuju New Delhi India untuk bertemu dengan Nehru mencari dukungan.
Ketika tiba di New Delhi, ia berkata dengan emosional kepada para wartawan bahwa ia dikirim oleh Presiden Soekarno dengan misi dunia untuk menghentikan perang kolonial di Indonesia. Ia pertama-tama datang ke India, “karena India negeri bersahabat dan Pandit Nehru adalah kawan saya”. Sjahrir juga berkata kepada pers, bahwa disamping Nehru, ia juga mengharapkan bertemu dengan Tuan Ali Jinnah dan mungkin Lord Killearn yang kini sedang berada di New Delhi.
Akan tetapi, ketika Sjahrir tiba di Delhi, tindakan Negara-negara besar belum kelihatan meskipun Nehru sendiri sehari sesudah penyerbuan Belanda mengatakan, “Semangat Asia Baru tidak akan membiarkan hal-hal demikian”. Keadaan yang tidak kondusif tersebut terjadi karena permintaan Inggris kepada Nehru berlangsung hampir satu minggu. Sjahrir terus melakukan pendekatan kepada Nehru.
Dengan ragu-ragu, sesudah menunggu seminggu dan sesudah Australia setuju bergabung dengannya, maka pada tanggal 30 Juli 1947, Nehru dengan dengan resmi meminta supaya aksi militer Belanda dimasukan ke dalam agenda Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

Tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB bersidang dan menerima mosi bahwa Belanda dan Republik Indonesia diperingatkan untuk menghentikan tembak-menembak. Sidang cabinet Belanda berkumpul pada tanggal 4 Agustus 1947 di rumah Menteri Seberang Lautan, Jonkman (karena sedang menderita penyakit ‘erysipelas’), dengan mempertimbangankan bahwa sasaran yang diinginkan terutama perkebunan-perkebunan telah tercapai dan “sikap berniat baik” Belanda pada saat ini lebih penting daripada memenangkan wilayah di Jawa dan Sumatera. Hari itu juga melalui telepon diperintahkan kepada Gubernur Jenderal van Mook untuk menghentikan agresi militer.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_I
http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/28/agresi-militer-belanda-i-21-juli-1947/




Monday, October 22, 2012

Thompson Submachineguns



Thompson Model 1921 submachine gun with 20-round box (
 Thompson Model 1921 submachine gun with 20-round box ("stick")magazine.


  Thompson experimental Model 1923 "Military model" submachine gun, for special .45 Remington-Thompson ammunition.

Thompson Model 1928 submachine gun with 50-round drum magazine and Cutts compensator.
  Thompson Model 1928 submachine gun with 50-round drum magazine and Cutts compensator.

Thompson Model 1928A1 submachine gun with 20-round box magazine and Cutts compensator.
  Thompson Model 1928A1 submachine gun with 20-round box magazine and Cutts compensator.

 Thompson Model 1928A1 submachine gun, wartime production (simple, non-adjustable and non-protected rear sight and plain barrel).
  Thompson Model 1928A1 submachine gun, wartime production (simple, non-adjustable and non-protected rear sight and plain barrel).

 Thompson M1 submachine gun with 20-round magazine.
 Thompson M1 submachine gun with 20-round magazine.

 Thompson M1A1 submachine gun with 30-round magazine.
 Thompson M1A1 submachine gun with 30-round magazine.

 Side-by-side comparison between M1928A1 (left) and M1 (right) Thompson submachine guns.
  Side-by-side comparison between M1928A1 (left) and M1 (right) Thompson submachine guns.

Controls of M1928A1 submachine gun; M1 controls were in same positions but withlevers of simplified shape.
 Controls of M1928A1 submachine gun; M1 controls were in same positions but withlevers of simplified shape.

Characteristics

M1921M1928M1
Caliber.45ACP.45ACP.45ACP
Weight, empty4.69 kg4.9 kg4.78 kg
Length830 mm852 mm811 mm
Barrel length267 mm267 mm267 mm
Rate of fire~ 1000 rpm~ 700 rpm~ 700 rpm
Magazine capacity20 or 30 rounds box
("stick") magazines and
50 or 100 rounds drums
same as M192120 or 30 rounds box
Effective range100-150 meters100-150 meters100-150 meters

John T. Thompson founded the Auto Ordnance Corp. in 1916, and began his developments in submachine guns with purchase of John Blish patent (1915), that described a delayed blowback automatic firearm. This patent described delayed blowback breech system in which a sloping metal wedge interlocked the breech block with the gun body. Under high pressure, as when the cartridge fired, the angle of the slope was such that the mating faces jammed solid. As the pressure dropped, the faces were able to slip across each other, the wedge moved up due to the slope, and the breech unlocked. This idea was used in all Thompson submachine guns except for M1 and M1A1 (those were simply blowback operated).

The first Thompson experimental submachine gun appeared in 1919, and first production model appeared in 1921; it was manufactured under contract by Colt Firearms Manufacturing Co, as well as later M1928 models. Production of M1928A1 and M1 submachine guns was carried out by Auto-Ordnance and Savage, and some licensed copies were manufactured by B.S.A. in Great Britain.
There also were some submachine guns that never reached full-scale production, such as "Military model" M1923, which was developed with intent to extend the effective range out to 600 yards (approx 550 meters). To achieve this goal, M1923 was chambered for a special .45 Remington-Thompson ammunition, which fired heavier 250-grain (16,2 gram) bullet (as opposed to standard 230-grain .45ACP bullet) at higher muzzle velocities of about 1450 fps (440m/s). This weapon also had longer barrel, and optional bipod and bayonet mount. It was tested but never produced in any significant numbers. The other rare version was the original Model 1927, which was a semi-automatic only version of Model 1921.

The first Thompson gun to see some military use was Model 1928, used by US navy during its expedition in Nicaragua. The so-called "Navy" model 1928 was distinguished by a horizontal forearm that replaced the front grip, and by added sling swivels. With the start of World war 2, US Army procured a large number of Model 1928 submachine guns in "Navy" configuration, marked as US Model 1928A1. These weapons were rather expensive to make, and in 1942 Army adopted a simplified version of M1928A1, known as M1. A little later, an M1A1 version was adopted, which further simplified the design by adoption of a fixed firing pi; otherwise M1A1 were similar to M1 submachine guns. Thomson submachine guns served in US Army well into the Vietnam era, although in limited numbers. American police used Thompson guns until 1970s or 1980s, and few still could be found in some police armories in USA and several other countries of the world.
Thompson submachine guns were widely exported commercially prior to and after WW2; Many guns were supplied to Britain and USSR through Lend-lease program during WW2. It must be noted that Soviet troops generally not liked Tommy guns, because of excessive weight and lack of bullet penetration, compared to 7,62mm submachine guns such as PPSh-41 or PPS-43.
Thompson M1921 and M1928 submachine guns were delayed blowback operated, selective fired weapons, based on Blish principle. Blish patent described a delayed blowback breech system in which a sloping metal wedge interlocked the breech block with the gun body. Under high pressure, as when the cartridge fired, the angle of the slope was such that the mating faces jammed solid. As the pressure dropped, the faces were able to slip across each other, the wedge moved up due to the slope, and the breech unlocked. The wartime M1 and M1A1 submachine guns used simple blowback action. All Thompson submachine guns fired from open bolt. The cocking handle was located on the top of receiver on Models of 1921 and 1928, ad on the right side of the receiver on models M1 and M1A1. Separate manual safety and fire mode selector levers were located on the left side of receiver, above the trigger. Barrel was usually partially finned, and on model 1928, fitted with so-called Cutts compensator (not present on M1 and M1A1). Feed was from double-row box magazines containing 20 or 30 rounds, or drum magazines holding 50 or 100 rounds. Box magazines were inserted into the magazine slot from below; drum magazines were inserted into the same slot from the side. Drum magazines were not available for M1 and M1A1 submachine guns.
Furniture included pistol grip, detachable wooden shoulder stock and either a detachable forward grip or a horizontal forearm. Sights on pre-war models included front blade and protected rear, which combined a fixed open-notch blade and raising diopter, which was adjustable for both windage and range (up to 500 yards). Wartime models (M1928A1, M1 and M1A1) used a simple fixed aperture (diopter) rear sight, with or without protecting side "ears".

At the present time, Kahr Arms makes a variety of "Tommy-guns" under Auto Ordnance trade mark. These weapons are limited to semi-automatic fire only and usually have longer barrel to conform to US laws.


Monday, October 15, 2012

Galeri Foto Pertempuran Stalingrad








File:StalingradRus.jpg



Jalannya pertempuran

Menurut perkiraan, sekitar empat puluh ribu tentara dari kedua belah pihak terbunuh dalam setiap harinya. Fuhrer Adolf Hitler memerintahkan pasukannya agar dalam kondisi apapun, kota Stalingrad harus direbut. Akibatnya pasukan Jerman bertempur mati-matian untuk merebut kota tersebut. Namun, rakyat dan tentara di kota Stalingrad juga melakukan perlawanan yang sangat kuat sehingga pasukan Nazi dapat dihadang.
Sementara pasukannya terjebak dalam perang mati-matian di Stalingrad, Komando Tertinggi Jerman tidak menyadari bahwa Stalin telah mengumpulkan bala bantuan untuk menghancurkan pasukan Jerman dalam suatu kampanye musin dingin. Serangan balasan Uni Soviet dilancarkan pada bulan November 1942 ketika salju mulai turun. Serangan tersebut dengan cepat menggulung pasukan Italia, Rumania, dan Hungaria yang melindungi garis belakang Angkatan Darat ke-6 Jerman. Akibatnya, pasukan Jerman yang beroperasi di Stalingrad terkepung.
Sebenarnya, Jerman memiliki kesempatan untuk menarik mundur pasukannya sebelum Tentara Merah menyelesaikan kepungannya. Akan tetapi, Hitler bersikeras agar pasukannya tetap bertahan di Stalingrad dan memerintahkan Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) untuk mengirimkan perbekalan bagi mereka. Akan tetapi, musim dingin yang ganas menghalangi usaha tersebut sehingga bantuan yang dikirimkan tidak cukup untuk memberi makan 330.000 prajurit Jerman dan sekutunya yang berada di Stalingrad.
Suatu usaha lain untuk membebaskan pasukan Jerman yang terkepung dilakukan dengan mengirimkan Tentara Grup Don pimpinan Marsekal Erich von Manstein, salah seorang ahli strategi Jerman yang cemerlang. Akan tetapi, serangan tersebut berhasil dihentikan oleh bala bantuan Soviet yang masih segar di Kotelnikovo. Akhirnya, ketika dihadapkan pada kemungkinan terkepung, von Manstein menarik mundur pasukannya dan meninggalkan rekan-rekannya di Stalingrad menunggu nasib.
Pada tanggal 30 Januari 1943, Tentara Merah dibawah pimpinan Marsekal Georgy Zhukov melancarkan serangan umum ke Stalingrad dan dengan cepat menggulung pasukan Poros yang sudah kelelahan dan menderita Kelaparan dan penyakot. Dua hari kemudian, Marsekal Friedrich von Paulus dan 90.000 prajuritnya yang tersisa menyerah.
Para sejarawan menilai, kekalahan Jerman di Stalingrad merupakan awal dari kejatuhan Nazi. Hingga kini pertempuran ini dianggap sebagai pertempuran terbesar dan paling berdarah dalam sejarah manusia. Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 3 juta jiwa.
German pows stalingrad 1943.jpg
Bundesarchiv Bild 183-W0506-316, Russland, Kampf um Stalingrad, Siegesflagge.jpg
Sumber:
Wikipedia

Wednesday, October 10, 2012

Thursday, October 4, 2012

Brother In amrs road to hill 30

Download Brother In Arms:Road to Hill 30

Brothers in Arms box cover


Screenshot:





Download Link:
Rapidshare

http://rapidshare.com/files/287145593/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part01.rar
http://rapidshare.com/files/287154119/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part02.rar
http://rapidshare.com/files/287156899/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part03.rar
http://rapidshare.com/files/287151492/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part04.rar
http://rapidshare.com/files/287151364/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part05.rar
http://rapidshare.com/files/287148500/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part06.rar
http://rapidshare.com/files/287146202/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part07.rar
http://rapidshare.com/files/287154200/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part08.rar
http://rapidshare.com/files/287151073/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part09.rar
http://rapidshare.com/files/287156867/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part10.rar
http://rapidshare.com/files/287146209/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part11.rar
http://rapidshare.com/files/287156862/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part12.rar
http://rapidshare.com/files/287148790/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part13.rar
http://rapidshare.com/files/287153717/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part14.rar
http://rapidshare.com/files/287151359/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part15.rar
http://rapidshare.com/files/287151484/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part16.rar
http://rapidshare.com/files/287148533/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part17.rar
http://rapidshare.com/files/287148529/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part18.rar
http://rapidshare.com/files/287156693/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part19.rar
http://rapidshare.com/files/287145628/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part20.rar
http://rapidshare.com/files/287146187/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part21.rar
http://rapidshare.com/files/287154163/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part22.rar
http://rapidshare.com/files/287154142/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part23.rar
http://rapidshare.com/files/287146128/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part24.rar
http://rapidshare.com/files/287154091/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part25.rar
http://rapidshare.com/files/287151339/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part26.rar
http://rapidshare.com/files/287156347/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part27.rar
http://rapidshare.com/files/287146223/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part28.rar
http://rapidshare.com/files/287148518/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part29.rar
http://rapidshare.com/files/287148093/Brothers.in.Arms.Road.to.Hill.30.HOODLUM.part30.rar

How To Install:
1.Extract iso files
2.Mount iso files with daemon tools or power iso
3.Click autorun.exe
4.Use Crack to replace original file
5.Enjoy

Download the crack here:



Thank You